Selasa, 25 Agustus 2020
Sabtu, 22 Agustus 2020
Jumat, 21 Agustus 2020
Sunat merupakan salah satu ritual keagamaan yang dialami oleh hampir seluruh anak laki-laki di Indonesia, khususnya yang beragama Islam.
Di
sisi lain, saat ini prosesi sunat telah dipandang sebagai suatu kebutuhan
medis, bukan sekedar ritual keagamaan semata. Hal ini karena sunat memiliki
beragam manfaat, di antaranya mengurangi risiko infeksi saluran kemih,
penularan penyakit menular seksual, mencegah kanker kelamin, dan terjadinya
radang penis.
Sunat
merupakan proses pemotongan kulit penis di bagian ujung yang melindungi glans
(kepala penis). Kulit ini dikenal dengan istilah preputium. Jika tidak
dipotong, maka prepusium dapat menjadi lokasi penumpukan smegma, yakni
kombinasi dari sel kulit mati, minyak, keringat, dan bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi dan berbagai penyakit. yang menjadi kendala pada prosesi
sunatan adalah rasa nyeri yang dialami anak, terutama pada saat pemberian
anestesi (obat pereda rasa sakit) melalui jarum suntik. Bahkan, penggunaan
jarum suntik ini disinyalir dapat memicu trauma dan rasa takut berkepanjangan
pada anak. Metode pemberian obat bius Semula, secara tradisional sunat
dilakukan tanpa obat bius. “Pada zaman dahulu, anak disuruh berendam di sungai
pada pagi hari hingga terasa baal (mati rasa), karena terjadi penyusutan
pembuluh darah, sehingga nanti pada saat disunat tidak terjadi pendarahan dan
tidak terlalu sakit,” ungkap dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, pendiri Rumah
Sunat dr. Mahdian pada jumpa media di Jakarta, Selasa (18/6/2019). "Ini
memunculkan mitos bahwa sunat harus dilakukan pagi hari," imbuhnya. Seiring
dengan perkembangan teknologi, prosedur sunatan mengalami kemajuan. Salah
satunya adalah metode pemberian obat bius. Saat ini, terdapat dua metode yang
umum dijumpai di klinik sunat, yaitu anestesi infiltrasi dan anestesi block.
Baca juga: Begini Cara Mengatasi Ketakutan pada Jarum Suntik Anestesi
infiltrasi bertujuan untuk menimbulkan rasa kebal pada ujung-ujung saraf
melalui injeksi pada jaringan sekitar bagian yang akan dipotong, sehingga
menimbulkan mati rasa pada jaringan kulit dan jaringan dalam di sekitarnya.
Anestesi infiltrasi membutuhkan beberapa kali penyuntikan obat bius di lokasi
berbeda. Sementara itu, anestesi block atau penile block technique bertujuan
untuk menghilangkan rasa sakit pada seluruh jaringan kulit, dan hanya
membutuhkan dua kali penyuntikan saja. Hal ini menjadikan anestesi block
relatif lebih tidak nyeri dibanding anestesi infiltrasi. Meski demikian,
keduanya masih menggunakan jarum suntik sebagai media pemberian obat bius.
Sunat tanpa jarum suntik Kabar baiknya, saat ini pemberian obat bius dapat
dilakukan tanpa menggunakan jarum suntik sama sekali, yakni melalui needle free
injection. Pemberian obat anestesi tanpa jarum ini dilakukan dengan menggunakan
alat khusus yang dinamakan "confort in", yang berbentuk seperti pompa
mini dan memanfaatkan tekanan yang dihasilkan oleh mekanisme tenaga pegas
berkecepatan tinggi, sehingga dapat menghasilkan semburan obat bius yang dapat
menembus kulit hingga mencapai saraf dorsal di penis. Penggunaan alat ini
diklaim tidak menimbulkan rasa sakit pada anak. “Sensasi yang dirasakan anak
jauh tidak nyeri dibanding disuntik, terutama karena suntik menggunakan sekitar
cukup banyak obat bius dan harus menembus kulit cukup dalam, sedangkan dengan
menggunakan noozle (confort in) ini rasanya seperti disemprot air dingin saja,”
papar Mahdian. Alat confort in ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu alat
semprot cairan anestesi atau noozle, injektor, dan pompa. Injektor yang
menggunakan pegas memiliki kekuatan yang dapat disesuaikan, sedangkan noozle bersifat
sekali pakai sehingga mencegah terjadinya kontaminasi. Penggunaan alat ini
dapat membuat anak lebih tenang dan merasa nyaman tanpa rasa takut atau cemas
saat mengalami prosesi sunat. Hal ini baik bagi kondisi psikologis anak serta
mencegah terbentuknya trauma atau fobia jarum suntik yang berkepanjangan.
Selain meniadakan rasa sakit, penggunaan teknologi tanpa jarum ini juga
memiliki manfaat lain, yakni mengurangi trauma, mencegah kontaminasi infeksi
silang, dan mencegah timbulnya hematoma, atau bengkak darah berwarna kebiruan
yang dapat muncul pasca pendarahan.
Metoda
ini sudah banyak di lakukan oleh pesunat atau klinik sunat di Indonesia.Pa
Andri suwarno salah satu praktisi Sunat terkenal Indonesia yang juga menjadi
CEO dari Sunat Superring Indonesia juga melakukan tehnik tersebut pada klien
nya dan dampaknya sangat baik.Respon klien yang di sunat sangat positif di
antaranya tidak merasakan takut dan takut,Oleh karena itu pondok Khitan Modern
HS Medika yang beralamat di Gunungsari waled Kab Cirebon Juga melakukan Tehnik ini pada klien yg di tanganinya.